Jumat, 19 Maret 2010

Wisata Penuh Kejutan Dari Ndana



SEPERTI menyaksikan aksi binatang liar di film-film dokumenter. Sekelompok rusa lari melintasi sabana menuju rerimbunan pohon rindang kemudian menghilang.

Itu baru kejutan pertama kepada para pelancong yang mampir ke Pulau Ndana. Pulau terluar di selatan negeri ini ternyata menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Keragaman potensinya bisa dikembangkan jadi ekoturisme yang digabung dengan konsep konservasi dan pertahanan nasional.

Ndana terletak di selatan Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, adalah satu dari empat pulau terdepan di daerah itu. Bagi penikmat wisata berpetualang di alam nan asli, Ndana mungkin jadi pilihan. Lokasinya terpencil di bibir lautan Hindia, atau hanya 77 mill dari gugusan Karang Ashmore milik Australia. Sebenarnya keterpencilan Ndana bukan masalah karena pulau seluas 1.562 hektare itu sudah ditempati anggota pasukan marinir sejak Oktober 2006. Saban hari, nelayan dari selatan Rote hilir-mudik menangkap ikan di perairannya. Lantaran letaknya strategis, banyak biota laut berkumpul di sana.

Catatan Dinas Pariwisata Kabupaten Rote Ndao menyebutkan perairan itu menjadi lokasi persembunyian ikan hiu terutama pada musim barat. Beragam jenis ikan hias, ikan paus dan cakalang banyak ditemukan di sana, termasuk lola dan teripang yang sering menjadi pemburuan nelayan. Bila beruntung datang di bulan purnama, pelancong bisa menyaksikan ratusan penyu bertelur di pasir seperti penyu sisik ((Eretmochelys imbricata). Ini bakal menjadikan perjalanan wisata penuh makna. Tak kalah keasrian ekosistim terumbu karangnya yang menjadi surga bagi biota laut.

Kicauan burung menjelang pagi sudah biasa di sejumlah obyek wisata alam. Hanya saja, habitat burung di Ndana termasuk kelompok yang langka seperti betet timor (Apromictus jonguilaceus) yang mulai jarang ditemui di kawasan hutan Pulau Timor. Beberapa yang dikenal langka ialah perkutut (Geopelia striata), koakiu (Phylemon inonartus), bangau putih (Egretta sacra), bangau hitam (Ciconia episcopus), elang (Elanus sp), dan dara laut (Sterna sp).

Tak hanya burung langka. Pada musim tertentu, pelancong bisa menyaksikan ribuan burung bermigrasi ke Selandia Baru, Afrika maupun ke lautan Hindia. Seperti biasa, burung-burung ini menjadikan Karang Heliana tak jauh dari Ndana sebagai tempat transit selama berhari-hari. Keragaman potensi dan kejutan itu membuktikan bahwa kawasan pulau terluar cocok dikembangkan sebagai tujuan wisata di masa depan. Pasalnya, pengelolaan pulau terluar mutlak dilakukan untuk menghindari klaim bangsa asing.

Sementara itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Nusa Tenggara Timur mencatat Ndana kaya terhadap beragam flora seperti lontar (Borrasus flobelifer), kesambi (Schleisera oleosa), dan asam (Tamarindus indica). Kawasan pantainya berpasir putih dan beragam jenis mangrov antara lain Rhizophora sp, Bruguiera gymnoriza dan Aviecenia sp.

Adapun potensi wisata lainnya seperti wisata sejarah yang akan menyajikan kejutan berbeda. Di tengah pulau itu ada danau yang airnya berwarna merah sepanjang musim. Benteng peninggalan etnis Ndana berupa pagar batu, sumur tua, kursi dan meja batu, dan gua-gua yang bertuliskan nama-nama pengunjung, dibuni kelelawar. Padangnya sangat luas dihiasi beragam jenis rumput dan pepohonan yang tumbuh jarang merupakan lokasi berkembangbiak rusa timor.

Tak heran, dengan bentangan alam dan satwa sebagai kekuatan wisatanya, Ndana sangat cocok untuk gemar olahraga alam, seperti tracking, hiking, dan hunting. Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III Bappeda NTT Dany Suhadi mengakui pihaknya tengah mengodok desain pengelolaan tata ruang Ndana melibatkan berbagai instansi antara lain pariwisata dan dinas kehutanan. "Perencanaannya masuk dalam pengelolaan wilayah laut dan pesisir,; katanya.

Jika menuju Ndana melalui Kupang, dibutuhkan waktu 1,5 jam berlayar dengan kapal cepat. Tiba di pelabuhan Ba'a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao, anda bisa memanfaatkan kendaraan umum ataupun sewaan yang dapat mengantar ke ujung selatan pulau Rote, sekitar 30 kilometer. Dari sana, bisa menyewa perahu motor milik nelayan dengan lama pelayaran dua jam. Kesan, petualangan dimulai ketika melintasi selat yang memisahkan Rote dan Ndana. Ombak yang bergulung-gulung menghempaskan perahu berkali-kali. Menurut Dany, diving and snorkeling bisa digelar di sana. Hanya butuh perhatian serius pemerintah mengelola semua potensi yang ada. Palce Amalo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar